IDEANEWSID. Dewan Pembina Agen Spesial Garuda Sakti Republik Indonesia Ramlan Samsuri atau yang akrab disapa Kakang Prabu menegaskan, Kabupaten Kuningan harus siap menerima perubahan dan jangan pernah melupakan warisan peninggalan para leluhurnya.
Demikian disampaikan Kakang Prabu saat ditemui di Hotel Santika Premiere usai mengunjungi Gedung Perundingan Linggarjati yang berlokasi di di kaki Gunung Ciremai, tepatnya di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, belum lama ini.
“Jika Kuningan mau menuju Mercusuar Dunia dan menyongsong Indonesia Emas 2024 maka pemimpinnya jangan sekali-kali melupakan sejarah atau jas merah,” ujar Kakang Prabu yang juga bagian dari Lembaga Dinasti Nusantara Kaluhuran Galuh Pakuan Padjadjaran ini.
Menurut Kakang Prabu, menjelang Pilkada 2024 ini para kandidat bakal calon Bupati Kuninga dapat menggaungkan kembali nilai-nilai luhur kearifan lokal maupun nilai-nilai sejarah.
Pasalnya, kata dia, konteks seperti ini harus mulai dikembangkan dan dijadikan acuan sebagai modal dasar dalam pembentukan karakter dalam membangun daerah yang bermuara pada membangun negeri.
”Ikuti zaman mu tapi jangan lupakan budaya dan sejarah warisan leluhurmu,” ujar Kakang Prabu tegas.
Disebutkannya, Kabupaten Kuningan mempunyai nilai budaya dan sejarah yang sakral, dengan adanya Gunung Ciremai yang merupakan tertinggi di Jawa Barat maupun beberapa situs peninggalan sejarahnya.
“Bila ditelaah, maka akan ada makna di balik itu semua yang perlu kita ketahui dan kita gali. Sehingga, akan timbul nilai kebanggaan terhadap leluhur dan para founding father,” ucap Kakang Prabu.
Kupas Perjanjian Linggarjati
Dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 misalnya, maka bisa dikupas tuntas tentang Perjanjian Linggarjati. Dengan tidak melupakan sejarah dan asal-usul, maka bisa menjadi modal dasar menuju Indonesia Emas.
“Kita sama-sama menyaksikan bahwa APBN dan APBD tidak mencukupi untuk membangun Indonesia, sehingga diperlukan utang luar negeri yang semakin hari semakin membengkak. Nilai rupiah terhadap dollar pun tinggi masih di kisaran Rp16.000,” katanya.
Kondisi tersebut, sambungnya, persis seperti kejadian krisis moneter 1998. Belum lagi masalah pangan yang masih belum bisa swasembada dan masih tergantung kepada impor.
“Kenapa bisa terjadi? Karena bangsa ini telah melupakan para leluhur dan founding father yang telah memperjuangkan bangsa ini berdiri dan merdeka,” ujar Kakang Prabu.
Sehingga, kata dia, kalau Indonesia ingin menuju Indonesia Emas 2045 atau Mercusuar Dunia maka kupas secara detail Perjanjian Linggarjati.
“Siapapun calon Bupati Kuningan yang maju pada Pilkada nanti, maka itu merupakan putra-putri terbaik daerah yang juga pilihan dari para partai pengusungnya masing-masing,” ucapnya.
Maka dari itu, kata Kakang Prabu, silahkan gali potensi untuk kemakmuran rakyat bangsa dan negara. “Yakni, dengan merunut kembali kepada perjalanan sejarah bangsa ini,” kata Kakang Prabu menutup. (Red)