Entaskan Kemiskinan dan Tingkatkan PAD Purwakarta, Zason Bakal Aktivasi Desa sebagai Lumbung Industri

STRATEGI JITU. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta Nomor Urut 4, H. Zainal Arifin dan H. Sona Maulida Roemardhie alias Zason, menghadirkan strategi jitu memerangi kemiskinan sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

IDEANEWSID. Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta Nomor Urut 4, H. Zainal Arifin dan H. Sona Maulida Roemardhie alias Zason, menghadirkan strategi jitu memerangi kemiskinan sekaligus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Dengan visi besar “Purwakarta Berkah,” pasangan ini menawarkan pendekatan inovatif melalui program aktivasi desa sebagai lumbung industri berbasis kekayaan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) lokal.

Zason memandang setiap desa di Purwakarta memiliki potensi unik yang dapat diolah menjadi penggerak ekonomi. Zason pun berkomitmen menciptakan pusat-pusat industri berbasis desa yang memaksimalkan potensi SDA setempat, seperti hasil pertanian, peternakan dan kerajinan lokal.

“Kami ingin setiap desa di Purwakarta tidak hanya mandiri secara ekonomi, tetapi juga mampu menjadi lumbung pendapatan bagi masyarakatnya. Dengan mengolah kekayaan alam dan memberdayakan SDM lokal, kami yakin pendapatan per kapita masyarakat akan meningkat signifikan,” kata Sona Maulida Roemardhie dalam salah satu kesempatan.

Baca juga:  Disdik dan KPAI Purwakarta Jamin Hak Pendidikan Anak Putus Sekolah Akibat Kecanduan Aroma Bensin

Pendekatan Berkelanjutan

Guna mewujudkan ini, Zason mengusung pendekatan berbasis kolaborasi yang melibatkan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Di antara langkah strategis Zason adalah, pertama, mengidentifikasi potensi desa.

“Setiap desa akan melalui proses pemetaan potensi ekonomi, termasuk jenis usaha yang cocok dengan SDA dan keahlian masyarakat setempat,” ujar Sona.

Contohnya, kata dia, desa dengan lahan pertanian luas akan diarahkan untuk mengembangkan industri pengolahan hasil tani, sedangkan desa dengan budaya seni yang kuat akan didorong untuk memproduksi produk kerajinan khas.

Kedua, lanjutnya, peningkatan infrastruktur, di mana Zason berkomitmen membangun infrastruktur dasar seperti jalan desa, listrik, dan internet untuk mendukung aksesibilitas industri desa.

“Fasilitas seperti sentra produksi, gudang penyimpanan, dan pasar desa juga akan disediakan untuk mendukung distribusi hasil produksi,” ucap Sona.

Ketiga, kata dia, pemberdayaan SDM lokal, yakni melalui program pelatihan dan pendidikan vokasi, masyarakat desa akan dibekali keterampilan sesuai kebutuhan industri.

Baca juga:  KNPI Purwakarta Quo Vadis?

“Pemuda desa menjadi sasaran utama untuk dilibatkan sebagai tenaga kerja potensial dalam pengembangan industri berbasis desa,” kata Sona menambahkan.

Adapun strategi keempat, kata Sona, kemitraan dengan sektor swasta. “Pemerintah akan menggandeng perusahaan besar untuk menginvestasikan dana CSR mereka dalam pembangunan fasilitas produksi di desa,” ujarnya.

Program kemitraan ini juga, lanjutnya, mencakup pemasaran hasil produksi desa agar dapat bersaing di pasar nasional bahkan internasional.

Manfaat Ekonomi Desa

Dengan terbangunnya industri berbasis desa, Zason optimis pertumbuhan ekonomi desa akan terjadi secara merata. Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, langkah ini juga memberikan kontribusi langsung pada PAD Purwakarta.

“Kami percaya, ketika desa-desa kita maju, kabupaten akan ikut maju. Pendapatan daerah akan meningkat dari pajak usaha dan produk industri desa. Ini adalah solusi jangka panjang untuk mengentaskan kemiskinan secara berkelanjutan,” ucap Zainal.

Zason menargetkan setiap desa di Purwakarta memiliki satu industri unggulan dalam lima tahun pertama masa jabatan mereka.

Baca juga:  Projo Purwakarta: Selamat dan Sukses Budi Arie Setiadi Sebagai Menkominfo

“Dengan total 183 desa dan 9 kelurahan, program ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp2-5 miliar per desa, yang akan diperoleh dari kombinasi APBD, dana desa, dan kemitraan swasta,” katanya.

Strategi ini tidak hanya menawarkan solusi untuk tantangan ekonomi, tetapi juga membawa misi besar untuk memberdayakan masyarakat desa secara inklusif.

Dalam setiap langkah, ujar Zainal, Zason menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menciptakan perubahan nyata.

“Bukan hanya soal angka atau statistik, tetapi soal keberkahan yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Kami ingin setiap warga desa merasa memiliki masa depan yang lebih cerah melalui program ini,” ujarnya.

Dengan pendekatan berbasis desa yang komprehensif, kata Zainal, Zason yakin Purwakarta akan menjadi model pemberdayaan ekonomi yang inspiratif di Indonesia.

“Program ini menjadi bukti nyata bahwa kemiskinan dapat diatasi, dan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan langkah yang terencana dengan baik,” ucap Zainal. (Red)