IDEANEWSID. Koordinator Daerah (Korda) Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan Kepulauan Riau (Kepri) menyoroti dampak ekonomi yang berpotensi merugikan pendapatan negara apabila Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City tetap dilanjutkan.
Wilayah Rempang-Galang, Kepri, merupakan salah satu pusat pemasok sumber daya alam (SDA) penting bagi masyarakat lokal maupun nasional.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batam 2024 menunjukkan bahwa keberlanjutan Rempang-Galang sebagai kawasan produktif sangat penting untuk stabilitas ekonomi.
Kontribusi Rempang-Galang terhadap Pendapatan Negara
Data produksi SDA dari Kecamatan Galang pada 2023 mencerminkan potensi besar wilayah tersebut sebagai penopang perekonomian.
Pertama, sektor pertanian dan hortikultura. Di mana, produksi sayur kangkung mencapai 4.992 kg. Ini memberikan kontribusi 43 persen dari total produksi kecamatan.
Kemudian cabai keriting produksinya mencapai 12.566 kuintal dan cabai rawit sebanyak 1.570 kuintal. Adapula sayur bayam yang produksinya mencapai 4.636 kg.
Untuk jenis umbi-umbian ada jahe dengan jumlah produksi 3.700 kg, lengkuas 3.350 kg, kencur 2.025 kg dan kunyit 1.800 kg.
Kedua, sektor buah-buahan meliputi mangga sebanyak 93,60 ton, durian 582,50 ton, pisang 211,00 ton, pepaya 66,90 ton dan jambu biji: 32,80 ton.
Ketiga, sektor perkebunan dengan jumlah produksi kelapa sebesar 198,00 ton dan karet produksinya mencapai 105,75 ton.
Keempat, sektor perikanan dengan rincian perikanan tangkap yang produksinya mencapai 13.623,69 ton, dengan nilai keuntungan Rp468 miliar.
Kemudian, budidaya ikan air tawar dengan jumlah produksi sebesar 1.184,61 ton, menghasilkan pendapatan Rp8,7 miliar.
Ada pula budidaya ikan air laut dengan produksinya yang mencapai 1.605,63 ton, dengan nilai Rp131,76 miliar.
Potensi Kehilangan Ekonomi
Koordinator Daerah BEM SI Kerakyatan Kepri Alexander Manurung menyebutkan, jika PSN Rempang Eco City menggantikan fungsi produktif wilayah ini, maka pendapatan negara dari sektor-sektor di atas akan terancam hilang.
Selain itu, sambungnya, hilangnya lahan produktif dapat memengaruhi keberlanjutan pasokan pangan lokal dan nasional serta meningkatkan ketergantungan pada impor.
“Keputusan melanjutkan PSN Rempang Eco City tanpa mempertimbangkan keberlanjutan SDA akan menjadi bencana ekonomi bagi negara,” kata Alexander Manurung melalui rilisnya, Selasa (31/12/2024).
Selain itu, kata dia, proyek ini juga berpotensi menggusur masyarakat adat yang selama ini menjaga ekosistem Rempang-Galang.
“Pemerintah harus mengutamakan kebijakan yang seimbang antara pembangunan dan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Seruan untuk Pemerintah
BEM SI Kerakyatan Kepri pun mendesak pemerintah melalui beberapa poin.
1. Mengkaji ulang dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari proyek ini.
2. Mengutamakan pelestarian SDA demi stabilitas ekonomi dan ketahanan pangan nasional.
3. Menghormati hak-hak masyarakat adat dan menjaga ekosistem lokal.
“Keberlanjutan pembangunan tidak hanya berarti pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga warisan alam untuk generasi mendatang,” ucap Alexander Manurung. (Red)